Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

Mengenal Asal-usul Sejarah Mataram Islam Sampai Runtuhnya

Jakarta - Terdapat dua Kerajaan Mataram di Indonesia. Kerajaan Mataram kuno yang berdiri pada abad ke-8, merupakan kerajaan Hindu-Buddha. Sementara itu Kerajaan Mataram Islam berdiri pada 1586. Mengutip "Kebudayaan dan Kerajaan Islam di Indonesia" yang ditulis oleh Iriyanti Agustina, Kerajaan Mataram terletak di Kota Gede, sebelah tenggara Kota Yogyakarta. Kerajaan ini berdiri di sekitar aliran Sungai Opak dan Progo yang bermuara di Laut Selatan. Keraton Kerajaan Mataram Islam ini dipercaya penduduknya sebagai pusat dunia. Masyarakat pada masa itu menjulukinya dengan nama "pusat jagad". Di Yogyakarta, situs peninggalan sejarah dari Kerajaan Mataram Islam antara lain Kotagede, SItus Kerto, dan Situs Pleret. Tempat-tempat ini bisa dikunjungi untuk mendapatkan sekilas mengenai Kerajaan Mataram Islam. Pemberontakan di Kerajaan Pajang dan Berdirinya Kerajaan Mataram Tanah Mataram dan Pati merupakan hadiah yang diberikan oleh Raja Hadiwijaya dari Kerajaan Paj

Mengenal Kisah Nyi Resik Jaya, Sebuah Jasa Yang Mempertahankan Tanah Kelahirannya

Jakarta - Sebagai wanita pribumi, Nyi Jaya atau Nyi Resik Jaya tampaknya menjadi salah satu sosok yang turut berpengaruh terhadap keberlangsungan Kabupaten Indramayu hingga saat ini. Bagaimana tidak, di masa lalu, inisiatifnya disebut mampu menggagalkan keruntuhan dan kejatuhan wilayah Indramayu ke tangan pemberontak yang saat itu melawan sistem penguasa, baik di daerah maupun penjajah Belanda. Melansir naskah Babad Dermayu, dalam buku "Sejarah Indramayu" (1977) karya HA Dasuki, dkk, pemberontak yang dimaksud adalah Ki Bagus Rangin, yang juga dikenal sebagai tokoh anti penjajahan asal Cirebon, Jawa Barat yang terkenal karena upayanya mengerahkan ribuan massa dalam pemberontakan rakyat Cirebon tahun 1800-1816. Melansir dari kanal History of Cirebon, berikut kisah selengkapnya. Indramayu Hendak Direbut Ki Bagus Rangin Dalam buku Sejarah Indramayu di Bab VIII, disebutkan Ki Bagus Rangin memiliki ambisi yang kuat untuk merontokkan kaum penjajah di wilayah Cirebo

Mengenal Taman Dedari, Sebuah Tempat Legenda Resi Markandeya Dan Bidadari

Jakarta - Taman Dedari merupakan sebuah tempat wisata baru di Ubud, Gianyar, Bali. Taman ini memiliki atraksi unik berupa patung berukuran besar. "Ada empat yang tingginya kurang lebih 10 meter (m), kemudian ada 4 yang tingginya lima sampai enam meter, dan yang kecil berjumlah 42 patung. Jadi sekitar 50 patung berderet sampai ke Sungai Ayung,"kata Riset Supervisor Taman Dedari, Dewo Arimbawa kepada Kompas.com, Selasa (14/9/2021). Lebih lanjut, Dewo mengatakan bahwa patung tersebut dibuat sebagai perwujudan legenda Resi Markandeya Perjalana Resi Markandeya Resi Markandeya dipercaya telah melakukan perjalanan dari Gunung Dieng. Sang resi melewati Gunung Raung dan terus berjalan ke Timur menuju Pulau Bali. Dilansir dari Kidung Kaki Tuwa: Sebuah Kajian Konvensi Budaya dan Nilai Karya Sukartha (dkk), Resi Markandeya disebut sebagai sosok yang menyebarkan agama Hindu di Pulau Dewata. Sang Resi diperkirakan sampai di Bali sekitar abad ke-4 Masehi (M). Ia bersama bebe

Mengenal Ritual Andingingi Dari Sulawesi, Sebuah Tradisi Yang Menggambarkan Keselarasan Suku Suku Kajang Dengan Alam

Jakarta - Seperti semboyannya "Bhineka Tunggal Ika", keberagaman menjadi identitas utama Negara Indonesia. Keberagaman suku dan kebudayaan turut memperkaya jati diri Indonesia. Suku Mentawai, Suku Badui, Suku Sasak, Suku Asmat contohnya yang lebih terkenal. Namun tak banyak yang tahu, di Sulawesi terdapat Suku Kajang. Tepatnya di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan. Sama seperti suku lainnya yang punya tradisi dan kebudayaan khasnya sendiri. Suku Kajang menjadi suku tradisional yang tinggal di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Bak Suku Badui yang punya Badui Dalam dan Badui Luar, Suku Kajang juga demikian. "Tau Kajang" atau "Ammatoa" mereka yang berada di pedalaman, dan "Tau Lembang" mereka yang tinggal di sekitar Tau Kajang. Kebudayaanya pun hampir sama, begitu mengagungkan dan hidup harmonis selaras dengan alam. Salah satu wujudnya ialah Ritual Andingingi. Ritual Andingingi dimulai dengan percikan air berkat dari ikatan tang