Mengetahui Kisah Misteri Kota Orang Mati Yang Menyimpan 10,000 Mayat Beserta Barang-Barang Mereka
Jakarta - Tanah pemakaman kuno ini menyimpan mayat lebih dari 10.000 orang, yang dikubur bersama pakaian dan barang-barangnya. Penduduk setempat percaya bahwa siapa pun yang berani masuk tidak akan kembali hidup-hidup.
Tepat di luar desa Dargavs, di sudut Rusia yang terpencil di Osetia Utara, terletak sebuah nekropolis abad pertengahan yang disebut sebagai "Kota Orang Mati". Tanah pemakaman kuno ini menyimpan mayat lebih dari 10.000 orang.
Sebagian besar dari mereka berbaring selamanya dengan pakaian dan
barang-barangnya. Banyak misteri mengenai kuburan yang terletak tepat
di seberang perbatasan antara Rusia dan Georgia ini. Tanggal
pembangunannya pun masih berupa perkiraan.
Sejak abad ke-16, bentangan tanah pertanian yang terpencil di Rusia
selatan ini telah digunakan sebagai tempat pemakaman. Asal-usulnya masih
belum jelas. Namun, para sejarawan secara bertahap mengungkap cerita
lengkapnya.
Salah satu teori adalah bahwa ketika wilayah itu dipadati
penduduk saat invasi Mongol-Tatar abad ke-13, warga setempat yang
tinggal di lembah sepanjang 17 km di pegunungan Kaukasus ini mulai
membuat kuburan di atas tanah dengan struktur yang sama untuk menghemat
ruang.
"Tempat ini dibuat tahun 1395 selama invasi Mongol-Tatar,"kata warga
setempat, Islam Sosiev. Karena banyak orang bersembunyi di pegunungan,
lahan bertani jadi semakin kurang.
"Setiap makam punya sekitar lebih dari 100 mayat. Menguburkan mayat
sebanyak itu di tanah akan makan tempat yang banyak,"kata Islam. Dia
mengutip peribahasa kuno dari daerah itu yang berbunyi "tanah di mana
kerbau berdiri, sama berharganya dengan kerbau itu sendiri".
Teori lain menyatakan bahwa Kota Orang Mati diciptakan mengikuti tradisi Indo-Iran yang didirikan oleh orang-orang Sarmati. Suku yang bermigrasi yang menetap di Rusia selatan ini menguburkan mayat mereka di atas tanah untuk menghormati tanah itu.
"Sejak zaman kuno, tempat ini adalah lahan
kuburan. Antara abad 14-16, crypts mulai bermunculan. Bentuk atapnya
berbeda-beda, ada yang kerucut, datar, hingga berbentuk seperti
piramida,"kata sejarawan Luidmila Gaboeva.
Saat ini, tempat tersebut terdiri dari 99 kuburan dengan atap melengkung
khas abad pertengahan dengan jendela tunggal. Beberapa mayat di
dalamnya sangat terawat sehingga daging masih menempel di tulang mereka.
Kisah Kota Orang Mati juga menggambarkan bagian lain dari sejarah kawasan itu: serangkaian epidemi wabah di abad ke-17 dan ke-18. Ada bukti bahwa penduduk yang terinfeksi mengkarantina diri mereka di dalam kuburan, ketika menunggu kematian mendekat.
Beberapa mayat di dalam ruang bawah tanah dikubur di dalam peti mati kayu yang menyerupai perahu, dan satu mayat bahkan ditemukan dengan dayung di sebelahnya.
Karena tidak ada sungai yang dapat dilayari di dekatnya, beberapa sejarawan berpikir penduduk kuno percaya bahwa seseorang harus menyeberangi sungai untuk mencapai surga.
Ada cetakan tangan dan gambar-gambar di makam. Sejarawan masih tidak mengerti apa artinya. Banyak pengunjung melakukan perjalanan ribuan kilometer untuk mendatangi pemakaman seluas 1,5 hektar ini.
"Cerita tentang tempat misterius ini
sudah terdengar sejak awal abad 20. Sejak itu, para petualang terus
berdatangan ke sini,"kata Luidmila Gaboeva.
Menurut Luidmila, mereka tidak hanya datang untuk melihat arsitektur
abad pertengahan yang terpelihara dengan sangat baik, dan pemandangan
pegunungan yang sangat indah. Dia yakin mereka datang dengan sesuatu
yang lebih.
"Anda datang untuk melihat nekropolis, tapi Anda akan merasakan kehidupan abadi,"kata dia. "Orang-orang yang datang ke sini dengan kekaguman akan keindahannya, dapat berdamai dengan ketakutan abadi akan kematian,"kata Luidmila.
Komentar
Posting Komentar