Kisah Reynhard Sinaga, Pelaku Pemerkosaan Terbesar Dalam Sejarah Inggris
Manchester - Seorang korban Reynhard Sinaga, warga Indonesia yang dinyatakan bersalah dalam kasus yang digambarkan sebagai kasus perkosaan terbesar di Inggris, memutuskan membuka identitas dan angkat bicara mengenai pengalaman buruk dan menakutkan saat mendapati bahwa dirinya telah diserang oleh predator seksual.
Tahun lalu, Reynhard divonis hukuman
penjara seumur hidup setelah dinyatakan bersalah membius dan memperkosa
48 pria di apartemennya di Manchester, Inggris. Kepolisian meyakini
korban mahasiswa doktoral ini mencapai lebih dari 200 pria.
Daniel, korban Reynhard yang pertama kali membuka identitasnya, mengaku
dirinya "tidak ingat apa-apa" ketika siuman di apartemen Reynhard. Baru
ketika detektif dari Kepolisian Manchester Raya memperlihatkan foto-foto
serangan Reynhard dua tahun lalu, dia menyadari dirinya telah
diperkosa. "Mengerikan melihat diri saya begitu rapuh dalam foto-foto
yang diabadikan orang lain,"ujarnya.
"Anda bisa melihat saya dalam keadaan koma ... saya tampak [seperti] sudah meninggal." Reynhard Sinaga dihukum penjara seumur hidup oleh Pengadilan Manchester,
Inggris, pada Januari 2020 setelah dinyatakan bersalah dalam 159 kasus
perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria, selama rentang
waktu 2,5 tahun dari 1 Januari 2015 sampai 2 Juni 2017.
Hakim Suzanne Goddard dalam putusannya pada Senin (6/1/2020) menggambarkan Reynhard sebagai "predator seksual setan" yang "tidak akan pernah aman untuk dibebaskan." Dalam catatan pengadilan terungkap bahwa pria berusia 38 tahun itu "membuntuti" calon korban yang terpisah dari teman-temannya saat berhura-hura pada malam hari.
Reynhard kemudian menggiring calon
korbannya ke apartemennya di Jalan Princess, Kota Manchester. Pada Senin
(4/10/2021) lalu, Kepolisian Manchester untuk pertama kalinya merilis
foto Reynhard Sinaga saat ditangkap pada 2017. Dalam foto itu, Reynhard
tampak babak belur dengan lebam di kedua matanya. Beberapa lembar
selotip medis menutup luka-luka di bagian alis mata.
Reynhard dipukuli oleh salah satu korbannya-- seorang atlet-- yang
siuman dan melawan saat tengah diperkosa. Polisi merilis foto ini untuk
pertama kalinya jelang penayangan movie dokumenter BBC berjudul Catching
a Predator, yang mengisahkan investigasi polisi dalam usaha mereka
menangkap Reynhard.
Berbicara kepada BBC 2 dalam dokumenter bertajuk Catching a Predator, Daniel mengatakan dirinya memutuskan angkat bicara untuk membantu para korban Reynhard. "Untuk bisa bicara sebagai pria bahwa saya telah diperkosa adalah hal sulit,"kata Daniel. "Membuat saya begitu rapuh."
Awal menjadi korban
Daniel menjadi korban ketika dirinya sedang merayakan ulang tahunnya bersama teman-temannya pada 2015. Dia terpisah ketika mereka pergi menumpang taksi ke rumah masing-masing. "Saya perlu ke toilet jadi saya pergi ke sebuah gang.
Saya tidak lagi
ingat apa-apa setelah itu," paparnya. Pagi harinya dia terbangun di sofa
berpakaian lengkap, merasa "pusing dan tidak ingat apa-apa". "Lalu saya
melihat ada kaki orang sedang berjalan dan saya hanya mematung,"ujar
Daniel. "Kemudian mereka meninggalkan ruangan. Saya langsung bangkit dan
lari keluar."
Daniel mengaku tidak pernah mempertimbangkan untuk melapor ke polisi
karena dia "meragukan diri sendiri", "merasa bodoh", dan "tidak tahu apa
yang telah terjadi". Belakangan, ketika seorang detektif sedang
menyelidiki Reynhard Sinaga-- melalui investigasi yang digelar pada Juni
2017-- dan menemui Daniel, terungkaplah tentang apa yang sudah terjadi.
"Saya bisa melihat cara dia [sang detektif] menatap mata saya bahwa dia mengenali saya,"ucap Daniel. Menurut Daniel, sang detektif memperlihatkan foto-foto serangan seksual yang dilakukan Reynhard. "Tidak bisa dibantah, itu adalah saya.
Anda bisa melihat tato saya."
"Ada sedikit rasa lega karena saya akhirnya tahu apa yang telah terjadi
dan logikanya masuk, tapi mungkin bukan rasa lega yang saya inginkan,"jelas Daniel. Reynhard ditangkap tatkala seorang korbannya siuman saat diperkosa dan
melakukan perlawanan. Sang korban kemudian melapor ke polisi.
Saat polisi menyita ponsel Reynhard, mereka menemukan rekaman
video-video pemerkosaan yang dia lakoni-- jumlahnya mencapai ratusan jam
tayangan. Kepolisian lantas menggelar penyelidikan pemerkosaan terbesar
dalam sejarah Inggris.
Detektif Sersan Kimberley Hames-Evans mengatakan rekaman video pemerkosaan yang dibuat Reynhard "sungguh mengerikan". "Ada begitu banyak video pria-pria muda dilecehkan secara seksual dan diperkosa,"ujarnya.
"Kami menerima banyak laporan
pemerkosaan tapi saya jarang melihatnya terjadi di depan mata." Detektif
Sersan Hames-Evans harus "menjelajah ke pelosok negeri, bahkan luar
negeri" guna memberitahu orang-orang apa yang dilakukan Reynahrd kepada
mereka. "Tiba-tiba mereka terdiam dan saya [bisa] melihat wajah mereka
langsung berubah. Wajah mereka seolah mengatakan 'Ya Tuhan'," paparnya.
"Dan saya tahu bahwa dengan memberikan informasi ini, saya telah merusak
hidup seseorang dan saya bisa melihatnya." Detektif Dorothy Orr
mengatakan berbagai rekaman video clip yang dibuat Reynhard
"mengejutkan" dan "mengerikan", khususnya karena korban "tidak berdaya".
"Tatkala seseorang memanfaatkan orang lain ketika mereka sakit secara
fisik dan muntah-muntah, itu hal yang menjijikkan,"kata dia.
Iain
Simkin, penuntut utama dalam perkara Reynhard, menyebut pria itu "buas".
Menurutnya, dalam salah satu video clip, Reynhard merekam adegan
dirinya sedang memerkosa dua pria di apartemennya selama berjam-jam.
Iain menyebut kejadian itu "lebih buruk dari kisah horor Gothic".
Jaksa penuntut di pengadilan mengatakan dirinya berharap kasus ini
meningkatkan pemahaman soal pemerkosaan terhadap laki-laki. Dia menyebut
kasus ini sebagai "contoh dari bagian terburuk perilaku manusia".
Daniel, korban Reynhard, mengaku dirinya ditawari pendampingan, "tapi yang paling membantu adalah berbicara kepada ayah saya". "Kaum pria tidak berbincang soal pemerkosaan terhadap pria, tapi tanggapannya luar biasa,"pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar